Wisata  

Agrowisata Duran Duren Wonosalam Jombang Berkonsep Jawa Modern

Pesona agrowisata duran duren wonosalam jombang (foto ; Karimatul Maslahah)
Pesona agrowisata duran duren wonosalam jombang (foto ; Karimatul Maslahah)

Ringincontong.com – Berada di lereng Gunung Anjasmoro, tepatnya di Desa Wonosalam, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Agrowisata Duran Duren tampak indah dengan suasana alam yang so sweet atau sangat romantis. Tak heran jika tempat ini menjadi salah satu obyek wisata primadona bagi warga.
Selain berada di pegunungan berhawa sejuk, dengan pemandangan lereng Gunung Anjasmoro yang indah, penataan cottage-cottage maupun bangunan-bangunan lainnya yang berkonsep Jawa menambah kenyamanan dan keindahan agrowisata ini untuk disinggahi dan dijadikan alteratif menginap jika sedang berada di Jombang.
Dari Kota Jombang, agowisata ini berjarak sekitar 32 Kilometer. Kondisi jalan utama beraspal di daerah Wonosalam yang cukup bagus, membuat perjalanan ke agrowisata ini makin menyenangkan. Hal ini juga karena ketika kita sudah memasuki selatan Kecamatan Bareng hingga Wonosalam, pemandangan bernuansa pegunungan terlihat di kanan dan kiri jalan yang kita lintasi.
Tiba di pintu masuk agrowisata, pengunjung akan disambut oleh petugas keamanan dengan cukup ramah. Di dalam area agrowisata, telah tersedia sejumlah fasilitas. Mulai dari cottage untuk menginap, resto, hingga ruang untuk rapat atau pertemuan.
Terdapat pula sejumlah spot foto di area agrowisata ini. Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati fasiitas Mini Zoo. Meski telah mulai dibangun sejak tahun 2019 yang lalu, Agrowisata Duran Duren ini sendiri masih dibuka sekitar satu bulan yang lalu, tepatnya pada bulan Januari 2022 kemarin melalui soft opening.
“Jadi tempat ini berkonsep Jawa dengan sedikit sentuhan modern. Kayu-kayunya pakai kayu lama, kayak joglo, betul-betul bangunan lama Jawa,’ kata pemilik Agrowisata Duran Duren, Gatot Subroto (60), Jumat (18/2) lalu.
Saat ini, Agrowisata Duran Duren masih memiliki 5 buah cottage yang sudah bisa ditempati. Satu cottage maksimal bisa digunakan untuk 5 orang. Hal ini juga karena agrowisata ini masih belum selesai proses pembangunannya dan terus melakukan penambahan fasillitas-fasiltas. Baik fasilitas cottage maupun kolam renang dan waterboom hingga area outbond.
Pengembangan pohon Durian lokal Wonosalam seperti Durian Bido maupun Durian Petruk di lahan Agrowisata juga dilakukan oleh Gatot Subroto. Pria yang memiliki 3 anak ini tengah menanam bibit-bibit durian tersebut di lokasi agrowisata ini. Dari total luas lahan sekitar 6 Hektar, saat ini yang telah terisi bangunan dan fasilitas yang bisa digunakan masih sekitar 1 Hektar.
Penamaan Duran Duren pada agrowisata ini tak lepas dari lokasi itu yang dulunya menjadi daerah atau sentra penghasil durian khas Wonosalam. Selain itu, nama Duran kata Gatot, bisa juga dikaitkan dengan nama band legendaris dari mancanegara yakni, Duran Duran.
“Jadi di sini dulu memang sentra Durian Wonosalam. Makanya tempat ini dinamakan Duran Duren, artinya sana sini Durian, pagi Durian, sore Durian, jadi orang Jawa kan bilangnya Duran Duren ae,” ujar Gatot.
Untuk meginap di cottage Agrowisata Duran Duren, Gatot Subroto mematok harga Rp380 Ribu per malam pada hari-hari biasa. Jika pada weekend (akhir pekan), harga menginap di tempat ini menjadi Rp480 Ribu per malam. “Sudah dapat breakfast (sarapan) untuk 2 orang. Kalau nambah ekstra bed, nambah lagi, weekday Rp100 Ribu, weekend Rp125 Ribu,” ulasnya.
Untuk menu makanan, Resto Agrowisata Duran Duren menyediakan menu-menu makanan jadul (jaman dahulu). “Ada masakan Lompong, Kare Ayam, Sego Jagung, lebih nuansa ke jadul, tapi bukan berarti ndak bisa yang lain. Ada permintaan khusus, misal kalau ada pertemuan, nanti akan dikasih tahu yang kita siapkan apa saja,” ungkapnya.
Meski begitu, karena bertepatan dibukanya agrowisata ini dengan masih terjadi pandemi Covid-19 di tanah air, membuat kedatangan pengunjung masih belum maksimal, dan ini juga berpengaruh pada penghasilan Gatot selaku pemilik agrowisata.
Menurut Gatot, adanya pandemi ini menjadi salah satu kendala dalam pengelolaan wisata. “Tapi yang jelas kita menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19,” tandasnya.
Gatot menuturkan, ia memilih membuka usaha berbasis wisata di Wonosalam ini karena ia sendiri memang memiliki kesukaan terhadap dunia wisata. Gatot pun optimis, jika nanti Pandemi Covid-19 sudah berlalu dari Indonesia maupun Jombang, dunia wisata tetap akan dicari orang.
“Dan sekarang media informasi kan sudah begitu cepat. Ya internet, media sosial, semua itu bikin cepat orang tahu,” kata Gatot Subroto.
Selain itu menurut dia, adanya jalan tol yang melintas di Jombang juga bisa menguntungkan pengelola wisata di Wonosalam, Jombang seperti dirinya. Hal ini kata dia, terbukti dari adanya pengunjung dari luar Jombang yang menginap di Agrowisata Duran Duren.
“Ada orang Kudus, Bojonegoro, Lamongan, Surabaya, Sidoarjo, Kemarin itu sempat dari Blitar, tulungagung, Kediri, Malang, ada orang Batu (Malang) ke sini juga,” ungkapnya lagi.
“Memang dengan adanya tol, dengan adanya media yang terbuka begini, saya tetap optimis kalau memang kita kemas dengan baik, nanti kita lengkapi, jadi begitu ada lampu hijau dari pemerintah, langsung ‘gas pol’,” tandasnya lagi.
Gatot mengaku masih belum memiliki strategi pemasaran secara khusus untuk mempromosikan usaha wisatanya ini. “Ya Media Sosial seadanya. Jadi kalau orang datang langsung divideo, diupload, kita punya Medsos sendiri, itu setelah buka, baru bikin,” terang dia.
Sementara itu, menurut salah satu pengunjung bernama Yeni Elis Kartika (62), suasana di area Agrowisata Duran Duren, Wonosalam, Jombang ini cukup indah. Dia menilai, selain keindahan alam pegunungan yang bisa dinikmati di depan mata, pelayanan di Agrowisata Duran Duren ini juga cukup memuaskan baginya. “Pelayanannya juga bagus menurut kami, pemandangan dari tempat tidur, dari sana kan kelihatan semua, buat foto-foto,” tandasnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *