KIAI ISROFIL, PRAMUKA & NU

KIAI ISROFIL, PRAMUKA & NU

Ketua PCNU Jombang 2007-2017, DR KH Isrofil Amar yang wafat Senin (25/12/2023) bisa menjadi teladan dalam banyak hal.

Sejak muda, beliau sangat cinta NU dan Pramuka. Sampai-sampai beliau pernah cerita, tidak sempat nungguin kelahiran putra-putri nya. Ada yang karena bersamaan kegiatan NU. Ada yang karena bersamaan dengan kegiatan Pramuka.

Itu sekaligus menunjukkan betapa almarhumah istri beliau sangat mendukung perjuangannya.

Sebab ada lho, istri yang mengancam tidak mau hamil lagi klo pas lahiran suaminya tidak menunggui.. hehe

IPNU
Karena pernah aktif di IPNU, beliau sangat cinta dengan IPNU. Sebagai ketua PC NU, beliau juga menunjukkan kepedulian yang sangat tinggi kepada kader pelajar NU.

Suatu hari beliau pulang dari menghadiri kegiatan NU di PP Attahdzib Ngoro. Lalu melewati kantor MWC NU Ngoro. Kebetulan di situ sedang ada kegiatan IPNU IPPNU PAC Ngoro. Sehingga ditepi jalan raya banyak dipasang bendera IPNU IPPNU.

Melihat itu, beliau langsung membelokkan mobilnya ke lokasi dan menghadiri acara IPNU IPPNU.

Anak-anak pun sangat senang dan bangga menyambut beliau. Walaupun acara sekelas PAC, tapi dihadiri ketua PCNU.

ANSOR

Kiai Isrofil sangat lama di Ansor. Sehingga selalu semangat menghadiri kegiatan Ansor.

Saya pernah ngundang beliau ngisi Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul Ansor di Masjid Agung Jombang.

Pas itu saya tidak duduk tegap. Beliau langsung mengingatkan kader Ansor harus terlihat gagah. Duduknya harus tegap.

Sampai sepuh pun duduk beliau memang tegap. Beliau wafat usia 82. Pas ngisi itu usianya sudah diatas 75. Itu pun duduknya masih tegap.

NU

Jelang lengser dari jabatannya sebagai ketua PC NU pada 2017, cair SHU dari RSNU Rp 400 juta.

Bendahara beliau, almarhum H Sakdullah cerita, Kiai Isrofil minta agar dana itu diberikan kepada pengurus berikutnya.

Kiai Isrofil bukan tipe pengurus yang bermental petugas pom bensin.

Petugas pom selalu mengenolkan sehingga yang baru memulai dari nol.

Selalu Tepat Waktu

Kiai Isrofil selalu disiplin dan tepat waktu. Diundang pukul 08.00, pasti datang pukul 08.00. Walaupun panitianya sendiri kadang belum lengkap.

Untuk ini beliau sering menyampaikan: NU banyak dikritik orang luar karena molornya dan tidak tepatnya waktu.

Karena itu beliau ingin merubah dari diri sendiri dengan selalu hadir tepat waktu.

Bapak yang Menguatkan

Mas Kurniawan Muhammad yang sekarang direktur Radar Kediri pernah cerita. Awal masuk Jawa Pos pernah curhat ke bapaknya, Kiai Isrofil.

Intinya minta saran, terus atau tidak di Jawa Pos. Karena dia merasa tugasnya berat.

Sebagai bapak, Kiai Isrofil, menegaskan, mendukung apapun keputusan Mas Kum.

Cuma beliau mengingatkan, kerja dimana pun pasti ada tantangannya. Ada enaknya. Ada tidak enaknya.

Jangan dikira, misalnya pindah kerja, nanti di tempat kerja yang baru tidak ada tantangannya.
Mendengar itu, Mas Kum akhirnya mantab terus di Jawa Pos.

Terus Semangat Belajar

Kiai Isrofil selalu semangat belajar. Meski sudah umur 70 tahun tetap semangat kuliah S3. Hingga akhirnya wisuda doktor.

Tekstual

Sebagai akademisi, Kiai Isrofil selalu berbicara pakai referensi.

Suatu ketika beliau diundang ngisi pengajian Kamis bakda salat Duha di Masjid Polres Jombang.

Karena tema nya Isro Mikraj, beliau pakai kitab Dardir. Ini kitab kuning yang menjelaskan Isra Mikraj yang dikaji di pesantren.

Terlepas dari itu semua, karena sering ke rumahnya, saya banyak dapat hadiah, makanan dan minuman dari beliau.

Atas semua hal yang enak-enak yang diberikan itu, semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberi nya kenikmatan di alam kubur.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengumpulkan beliau bersama Rasulullah Muhammad sollallahu alaihi wa sallam dan para pendiri NU yang sangat dicintainya.

Jika bukan surga yang diberikan untuk beliau, lalu orang NU macam apa yang layak menghuni surga..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *