Pembicara International Conference, Senator Lia Istifhama Spill Keberhasilan Prabowo Angkat Indonesia Sebagai Negara Terpandang Dunia

Ada yang beda dalam International Conference bertajuk “The Future is Now: Reimagining Knowledge, Power, and Justice in a Changing World” di Kampus Universitas Nurul Jadid (Unuja), Paiton, Probolinggo, 18/10.

Pada forum ilmiah yang menghadirkan narasumber lintas negara tersebut, anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Dr. Lia Istifhama, turut hadir sebagai pembicara. Dalam kesempatan itu, keponakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa itu secara blak-blakan memuji sosok Presiden Prabowo Subianto sebagai presiden cerdas.

“Kita harus akui, dalam satu tahun masa pemerintahannya, Presiden Prabowo berhasil meletakkan Indonesia sebagai negara strategis dan terpandang secara global. Kita coba relevansikan dengan teori terkait ketahanan negara, terutama dalam hal ekonomi.”

“Bahwa ada teori dorongan kuat atau Big Push Theory Jeffrey Sachs, yang menjelaskan bahwa negara dengan ekonomi menengah, bisa saja menjadi negara yang memiliki kekuasaan atau posisi strategis di tengah global melalui rangkaian program investasi.”

“Melalui pengaruhnya dalam pangan misalnya, negara tersebut bisa menginfluence atau memiliki pengaruh terhadap negara yang ketergantungan dalam pasokan pangan tersebut. Nah, pertanyaan saya, apakah Indonesia sudah menjadi negara yang memiliki identitas kuat dalam berinvestasi suatu komoditas tertentu di dunia?”

Secara gamblang, senator yang dikenal dengan humble dan merakyat itu, menyinggung lantangnya Prabowo menyuarakan kemerdekaan Palestina.

“Maka jika kemudian kita bertemu dengan jawaban, belum ada identitas kuat misalnya. Maka mengapa Indonesia ternyata memiliki posisi tawar tinggi? Kalau tidak tinggi atau dipandang kuat, tidak mungkin Presiden di sebuah negara, yaitu Bapak Prabowo begitu lantang menyuarakan kemerdekaan Palestina dan menjadi salah satu aktor dunia yang memberikan pengaruh besar.”

“Terbukti, Indonesia alhamdulillah masih aman setelah sikap tegas Bapak Presiden. Itu menjadi bukti bahwa beliau sangat cerdas dan memiliki pertimbangan kuat sehingga berani speak up pada momen yang sangat tepat. Komunikasi secara interpersonal Bapak Presiden pun bukan hanya dibuktikan berhasil diimplementasikan pada masyarakat Indonesia, tapi juga masyarakat dunia,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia pun spill kesepakatan dagang dengan belahan dunia Eropa.

“Harus kita cermati bersama, mengapa kesepakatan dagang dengan Eropa melalui EU CEPA penting? Sedangkan kita bicara rentang jarak jauhnya negara kita dengan benua Eropa. Kalau kita bicara komoditi pangan atau non durable goods, sejauh mana ketahanan komoditas itu dengan segala resiko jarak dan sebagainya?”

“Dan disinilah cerdasnya beliau. Bahwa beliau tidak terhenti pada pangsa pasar pangan, tapi juga pasar dunia kerja. Bahwa SDM (Sumber Daya Manusia) negara kita, sejatinya favorit dunia. Tenaga kerja asal Indonesia, dikenal memiliki skill bagus, kepatuhan bagus, kedisplinan, serta sikap hangat yang menjadi kekuatan gaya komunikasi yang sangat menyentuh hati atau disukai masyarakat dunia. Ini yang saya kira realitas yang dibaca secara cerdas oleh Bapak Prabowo.”

Ning Lia, sebenarnya bukan kali ini aja memberikan apresiasi pada Pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Beberapa waktu lalu, ia pun memberikan respon positif pada program sekoper gizi seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sedangkan terkait pangsa pasar tenaga kerja, ia pun pernah menyinggung kebutuhan global dalam dunia industri.

“Tenaga kerja kita jangan sampai merasa kekurangan peluang kerja karena di banyak belahan dunia, ada tempat-tempat dimana skill tenaga kerja kita sangat dibutuhkan. Di Eropa maupun negara Asia seperti Korea contohnya, sebagai chef atau welder. Tentu, tanpa melupakan negara Indonesia. Sehingga ditempatkan sebagai tenaga kerja migran secara legal, memiliki investasi kebaikan sebagai pahlawan devisa,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *