Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. (Foto by Rohmadi)
“Tapi untuk tahun ini yang kita kaji adalah dua tema yang penting untuk menentukan Ma’had Aly ke depan. Yakni tentang pengembangan kurikulum dan regulasi,” katanya melanjutkan.
RINGINCONTONG.COM, Jombang – Pondok Pesantren kini bukan hanya jadi tempat belajar agama berbasis asrama. Namun, seiring perkembangan zaman, pesantren sudah menemui banyak kemajuan, salah satunya terbentuknya Ma’had Aly kampus berbasis pembelajaran agama.
Seperti yang terjadi di Pondok Pesantren Tebuireng, Diwek, Jombang, dimana pembahasan Bahtsul Masail (pembahasan masalah) terkait pengembangan kurikulum Ma’had Aly digelar di Gedung KH Yusuf Hasyim. Acara ini digelar selama dua hari, yakni Minggu hingga Senin (12/12/2022).
Dalam diskusi pembahasan kurikulum Ma’had Aly ini sedikitnya ada delapan Ma’had Aly yang hadir dalam Bahsul Masail tersebut. Di antaranya Ma’had Aly KH Hasyim Asyari Tebuireng Jombang, Ma’had Aly Zainul Hasan Probolinggo, Ma’had Aly Darul Ihya’ Liulumiddin Pasuruan, Ma’had Aly Bale Kambang, Ma’had Aly Al Hidayah Tuban, Ma’had Aly Al Musyaffa Kendal, Ma’had Aly Assunniyyah Jember, serta Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah Jakarta.
PMII WH gelar silaturahim ke pengasuh pondok pesantren Bahrul Ulum
Persiapan Tempat Pemakaman Ibu Nyai Hj Lily Khodijah Wahid Di Pondok Pesantren Tebuireng
Selama dua hari itu mereka membahas pengembangan kurikulum Ma’had Aly dengan sub tema takhsis hadits dan ilmu hadis, serta sejarah peradaban Islam.
“Kami mengucapkan selamat datang kepada delapan Ma’had Aly yang hadir di Gedung KH Yusuf Hasyim Tebuireng Jombang dalam acara Bahtsul Masail ini,” ucap KH Ahmad Roziqi, Mudir Ma’had Aly KH Hasyim Asyari Tebuireng Jombang.
Roziqi menjelaskan, kajian atau Bahtsul Masail tentang pengembangan kurikulum sangat bermanfaat untuk Ma’had Aly ke depan.
“Kami atas nama Mudir Ma’had Aly KH Hasyim Asyari mengucapkan terima kasih kepada Kemenag (Kementerian Agama) dan Amali (Asosiasi Ma’had Aly Indonesia) yang telah menginisiasi acara ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Amali KH Nur Hannan menyebut Bahtsul Masail mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut diselenggarakan atas kerjasama Amali dengan Direktorat PD Pontren Kementerian Agama RI. Dari 25 Ma’had Aly yang mengajukan program tersebut, hanya 10 yang terpilih. Salah satunya adalah Ma’had Aly KH Hasyim Asyari Tebuireng Jombang.
Perempuan di Jombang Diharapkan Berperan Aktif Pada Pemilu 2024
KH Nur Hanan melanjutkan, bahwa Bahtsul Masail kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya yang dibahas adalah tema keagamaan.
“Tapi untuk tahun ini yang kita kaji adalah dua tema yang penting untuk menentukan Ma’had Aly ke depan. Yakni tentang pengembangan kurikulum dan regulasi,” katanya melanjutkan.
Dalam bahasan Bahtsul Masail kali ini, merupakan kebutuhan sangat mendesak untuk ditetapkan sebagai pedoman penyelenggaraan Ma’had Aly.
“Dari Bahtsul Masail ini diharapkan benar-benar ada diskusi antar Mahad Aly. Sehingga kita bisa menentukan standar dasar dan kurikulum Ma’had Aly,” ungkapnya.
Selain mengundang pimpinan Ma’had Aly se-Indonesia, dalam Bahtsul Masail tersebut juga mengundang narasumber eksternal. Diantaranya Doktor Andi Rahman dan Doktor Ubaidi Hasbillah.
Kedua narasumber merupakan alumni pesantren Tebuireng Jombang. Sekretaris Utama Pesantren Tebuireng KH Abdul Ghofar, juga memberikan apresiasi atas digelarnya Bahtsul Masail tersebut.
Kyai Ghofar berharap apa yang dihasilkan dalam Bahsul Masail bisa melahirkan kurikulum yang dibutuhkan. Baik dalam segi pendidikan, penelitian, maupun segi pengabdian masyarakat.
“Kalau di Ma’had Aly Tebuireng, yang sudah lulus kita terjunkan ke masyarakat. Sehingga ilmu mereka bisa terserap ke masyarakat secara langsung. Terutama masyarakat di luar Pulau Jawa sangat membutuhkan lulusan Ma’had Aly. Sekali lagi kami sangat mengapresiasi acara ini. Semoga menjadi langkah awal untuk menyempurnakan kurikulum di Ma’had Aly,” pungkasnya.