Penjabat (Pj) Bupati Jombang, Teguh Narutomo, mendapatkan sorotan tajam terkait pernyataannya mengenai dugaan rekaman CCTV yang memperlihatkan perilaku tidak pantas oknum pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang di kantor dinas.
Video yang diduga menampilkan Kepala Dinas Pendidikan Jombang, Senen, dan Sekretaris Dinas, Dian Yunita Sari, bermesraan di dalam kantor dinas, menjadi viral dan memicu kekhawatiran publik. Namun, dalam tanggapannya, Teguh memilih untuk tidak memberikan komentar tegas.
Saat dikonfirmasi oleh awak media usai menghadiri acara pelantikan DPRD Kabupaten Jombang, Rabu (21/8/2024), ia menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki kompetensi untuk membahas atau menilai kebenaran video tersebut. Teguh justru menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak berwenang.
“Kita tidak tahu kebenaran hal itu. Tentunya kita harus laporkan dulu ke Reskrim apakah ini benar atau tidak, yang bisa berkomentar tentang hal itu,” ujar Teguh.
Ia juga menegaskan bahwa tanpa adanya pihak yang merasa dirugikan atau melapor, ia enggan untuk mengambil tindakan atau memberi sanksi.
Pernyataan ini menuai kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk Didin A Sholahudin (Gus Didin), Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jombang. Gus Didin menyayangkan sikap Pj Bupati yang terkesan abai dan tidak tegas dalam merespon isu yang melibatkan pejabat penting di sektor pendidikan.
“Pejabat itu harus bisa beri teladan kebaikan, dan tegakkan kebaikan. Jika ada anak buahnya diduga melakukan pelanggaran, harus ditelusuri kebenarannya. Wajib menghukum jika salah. Jangan abai. Apalagi ini pejabat Dinas Pendidikan,” tegas Gus Didin.
Ia menambahkan bahwa Pj Bupati seharusnya memahami bahwa tugasnya bukan hanya mengatur tata kelola pemerintahan, tetapi juga menjadi panutan moral bagi seluruh Kepala OPD dan ASN di Jombang.
Gus Didin juga menuntut agar kasus ini diusut tuntas dan meminta Kepala Dinas Pendidikan serta Sekretaris Dinas yang terlibat dalam video tersebut untuk memberikan klarifikasi. “Jika benar, wajib mundur! Karena ini adalah institusi pendidikan, yang harusnya memegang nilai etik dan moral dalam bekerja,” tambahnya.
Sikap Pj Bupati yang dianggap tidak tegas ini dinilai mencerminkan lemahnya kepemimpinan dalam menjaga integritas dan moralitas di lingkungan pemerintahan, terutama di sektor pendidikan. Hal ini memicu keprihatinan lebih lanjut tentang kemungkinan dampak buruknya terhadap moralitas generasi muda di Jombang, yang seharusnya mendapatkan teladan yang baik dari pemimpin mereka.
Pernyataan ini menambah kekhawatiran publik akan minimnya tindak lanjut dari pemerintah daerah terhadap isu-isu sensitif yang menyangkut integritas dan moral pejabat publik. Meski Teguh menegaskan pentingnya menyerahkan kasus ini kepada pihak yang berwenang, sikapnya yang terkesan acuh tak acuh telah memicu keresahan di kalangan masyarakat.
Banyak pihak menilai, sebagai pemimpin daerah, Teguh seharusnya menunjukkan ketegasan dan komitmen yang lebih tinggi dalam menjaga nama baik institusi pemerintah. Apalagi, dugaan skandal ini melibatkan tokoh-tokoh penting di sektor pendidikan, yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat.